Di tengah kegundahan malam ini *tsahh*, izinkan saya berbagi suatu kisah.. :D
Regarding with the title, "Never Regret Standing on This Stage", yes, I would like to share about something related with this symbol <3, and you definitely can guess what is it? Yap, it is about love. *cie ketauan galau malem-malem :D hehe*
Di sini, saya nggak akan menyatakan dan menanyakan pertanyaan klasik nan cukup basi bagi saya, "apa sih cinta itu?" Nggak.. Bukan itu kok :) di sini saya hanya ingin berbagi cerita untuk memaknai perasaan tersebut dan Insya Allah membawanya ke arah yang positif. *that's the spoiler actually :p*
any of you ever falling in love, aren't you?? Banyak kisah tentang percintaan ada di dunia ini. Mulai dari yang dramatis, romantis, realistis sampai yang logis. Ada yang masih berstatus pacaran, ada yang berstatus mantan, dan ada pula yang sedang mengalami one-side love. Yes, apapun statusnya, hampir setiap orang akan mengalami proses yang sama untuk menuju ke status-status tersebut.
Tulisan saya kali ini ditujukan teruntuk masa lalu dan bagi yang sedang mengalami cinta bertepuk sebelah tangan. Sebenarnya saya juga grogi sih kalau harus bahas masalah beginian :D Expert di bidangnya juga nggak terlalu. Tetapi siapa tau ada yang mengalami hal yang serupa dan bisa dijadikan semangat ke depannya. :)) Yap, mempunyai kenangan tentang asmara di masa lalu terkadang memang cukup menyakitkan, bahkan mungkin sangat menyakitkan untuk beberapa personal. Terlebih jika kita sudah membayangkan suatu akhir yang bahagia bak drama-drama di Disney yang selalu berprinsip "happily ever after" tapi akhirnya nggak lebih dari sekedar drama-drama Korea yang Sad Ending dan cukup mengeringkan kelenjar air mata. Kisah yang seperti inilah yang bikin banyak orang, terutama cewek, akan berpendapat "duh kenapa dulu pernah suka sih sama dia kalau akhir-akhirnya bertepuk sebelah tangan gini" "duh kenapa dulu jadian kalau akhirnya putus"
Gimana coba?
"Emang yang nulis blog nggak pernah ngerasain?" Uhuk, santai sahabat, yang nulis blog berani nulis begini pastinya juga pernah merasakan berada di tahapan tersebut kok :) *
pada tau kan ini film apa :))) You right! its A Little Thing Called Love.
Film home-based di Thailand ini berhasil booming banget di Indonesia. Alurmya yang ringan dan pemain-pemainnya yang kece, berhasil bikin banyak penonton terbius dalam film yang dibintangi Mario Maurer dan Baifern Pimchanok tersebut. Banyak nih modus di balik menonton film ini. Ada yang emang bener-bener ngeresapin ceritanya, ada juga yang nonton gara-gara Mario Maurer yang ganteng dan Baifern yang cantik -___- hahaha. Dan saya? Jujur pada awal lihat, alasan kedua lah yang menjadi modus di balik menonton film ini :D Siapa sih yang nggak suka lihat wajah Shone dan Nam di film ini. Justru suatu hikmah *ceilah hikmah* saya dapatkan beberapa menit sebelum film ini selesai.
Bagi yang udah pernah lihat film ini, pasti hafal kan jalan ceritanya. Bagi yang belum, duh ketinggalan amat lu sis :D Nonton gih, atau browsing alur ceritanya di wikipedia. Dan ya seperti yang saya katakan tadi, kalau saya justru amat terkesima dengan beberapa scene terakhir di film ini. Ketika kita sebagai penonton hampir ditipu dengan suatu akhir yang kurang membahagiakan :3 Shone dan Nam terpisah cukup lama dengan jarak ribuan kilometer setelah Nam memutuskan untuk pindah bersama sang ayah di Amerika. Di menit-menit terakhir film ini, Shone dan Nam akhirnya dipertemukan setelah beberapa tahun terpisah *saya lupa tepatnya* di suatu acara semacam reality show di stasiun televisi Thailand.
Di scene tersebut, sebelum Shone muncul dan dipertemukan dengan Nam, si pembawa acara sempat memberi Nam catatan harian Shone yang berisi curahan hati Shone dan perjalanannya cintanya kepada Nam. *you remember it, didn't you guys? :)* dan sebelumnya Nam menceritakan perjalanan hidupnya ketika dia tidak secantik sekarang hingga bisa menjadi primadona di sekolahnya. Nam mengatakan tahapan tersebut terjadi ketika dia jatuh cinta dan dia belajar agar orang yang dicintainya bisa setidaknya menyadari kehadirannya. Kemudian Nam menyatakan bahwa cinta masa lalunya tidak berakhir bahagia. Dan EUREKA ~ pernyataan Nam selanjutnya yang begitu inspiratifnya bagi saya :)
"Tapi kalau dipikirkan lagi, dia (Shone) adalah inspirasi bagiku. Dia membuatku memakai cinta di jalan yang benar. Dia layaknya kekuatan yang menyongkongku untuk menjadi lebih baik. Sampai aku bisa jadi Nam seperti hari ini"
YES! and it's true Nam :) ketika suatu hubungan tidak berakhir seperti apa yang kita ekspetasikan, marilah sejenak menengok ke belakang. Jika tidak terlibat dalam hubungan tersebut, apakah kita bisa berdiri sebagai sesosok wanita tangguh seperti saat ini? Apakah kita bisa menjadi secantik seperti sekarang ini? Jika teman-teman SETUJU pada pertanyaan-pertanyaan tersebut, CONGRATULATION!! You've made your love just like Nam did it :) kalian berhasil menggunakan cinta di jalan yang benar. Beberapa dari kita mungkin mengakhiri suatu hubungan dengan hal-hal yang tidak mengenakkan. Tetapi sadarkah kita, akhir seperti itu pun, jika kita bisa melampiaskannya dengan benar melalui hal-hal positif, itu akan memotivasi kita untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi ke depannya :)
and, so do I
kejadian-kejadian yang saya alami di masa lalu justru merupakan motivasi terbesar saya untuk bertindak lebih baik di masa depan. Whether it was such a happiness memory or just hurt-moment memory :)) Insya Allah dengan memiliki prinsip seperi ini pula yang bisa membawa kita lebih bermanfaat untuk orang lain dan memberikan dampak positif ke lingkungan di sekitar kita. Amin :)
again, everything happen for a reason works well
I never regret standing on this stage
Sekian tulisan blog kali ini. Semoga bermanfaat ya bagi kalian yang menyempatkan diri untuk membacanya.
~Jazakallah khair Ukhti~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar