Rabu, 15 Juli 2015

Now, Everyone [still] Can Fly, a Bunch Review about AIRASIA after Post Disaster Issue

Judul boleh English, tulisan isi bahasa Indo aja yeee. Lagi males muter otak dua kali buat nulis basa inggris. Hihi :D

So well yeah, setelah lama tidak mengisi blog, pagi ini saya ingin memberikan ulasan saya terhadap salah satu maskapai penerbangan yang memang tidak berasal asli dari Indonesia namun memiliki jadwal penerbangan yang cukup banyak di negeri ini. Yap, AIRASIA. Maskapai penerbangan dengan label merek Airasia ini berasal dari negri seberang Indonesia yaitu Malaysia. Selain tersohor karena low-fare yang mereka tawarkan, nama Airasia menjadi cukup populer tidak hanya di kalangan warga Asia namun dunia ketika maskapai ini dirundung duka yang mendalam dengan adanya insiden hilangnya penerbangan QZ8501 yang membawa 162 penumpang beserta awak kabin dari Surabaya menuju Singapura pada 28 Desember 2014 silam. 

Bencana boleh jadi memang hanya bencana yang merupakan kehendak Sang Pencipta. Namun, dampak yang diberikan dari tragedi tersebut tidaklah main-main. Banyak media yang menyiarkan jika saham Airasia anjlok, penjualan menurun, dan lain sebagainya. Wajar! Siapa yang tidak was-was menaiki pesawat yang memiliki track record seperti itu. Apalagi jiwa parno orang Indonesia, termasuk saya ini. Hehe. Tidak sedikit pula orang tua yang seketika itu pula melarang putera-puteri mereka menggunakan maskapai tersebut untuk berpergian baik di dalam maupun ke luar negeri. Saya yang saat itu terlibat di sebuah organisasi pertukaran pelajar menyaksikan sendiri dampak post disaster Airasia. Tidak sedikit peserta pertukaran pelajaran kami yang membatalkan ataupun mengganti maskapai penerbangan mereka ketika beberapa dari mereka sudah memegang tiket Airasia di tangan.
Airasia memang menjadi favorit dan merupakan pilihan pertama peserta pertukaran pelajar kami khususnya bagi mereka yang memilih negara di Asia. Dengan adanya insiden tersebut, beberapa dari mereka tetap pasrah, terbang bersama maskapai yang berslogan "Now, Everyone can fly" itu. Bagi mereka, jikalau ada apa-apa, ya itu sudah takdir. Di lain sisi, tidak sedikit pula yang membatalkan atau mengganti maskapainya. Saya yang notabene bukan pengguna kapal terbang dengan intensitas yang tinggi, dan lebih memfavoritkan kereta api, hanya bisa berbelas kasih terhadap maskapai tersebut. Sebelum adanya insiden, saya pernah sekali menggunakan maskapai Airasia. Saya puas sekali dengan setiap pelayanan yang diberikan maskapai tersebut terutama perihal ketepatan waktunya. Lalu?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3 Juli 2015.
Hari itu, menjawab panggilan wawancara kerja, saya diharuskan pergi ke ibukota. Biasanya saya lebih memilih menggunakan jasa kereta api karena aksesnya lebih mudah dituju bagi saya yang tidak berdomisili di kota yang memiliki bandar udara. Praktis. Namun, karena beberapa jadwal yang hampir bentrok, saat itu saya memutuskan naik pesawat saja untuk menuju Jakarta. Membuka website agen tiket online, beberapa maskapai dengan variasi harga dan waktu disuguhkan untuk dipilih. Saya membutuhkan penerbangan pagi hari. Saat itu pilihan saya ada dua, Airasia dan Garuda. Entah kenapa ketika itu Garuda yang terkenal dengan harga premiumnya menawarkan harga yang cukup terjangkau. Namun, jika dibandingkan dengan Airasia, selisih harga tetap berkisar kurang lebih seratus ribu rupiah. Memang tidak banyak, akan tetapi seratus ribu di Jakarta berarti banyak bagi saya. Itu cukup untuk membeli makanan buka dan sahur untuk keesokan harinya (haha, perhitungan yee). Dan akhirnya saya pun memilih Airasia.


Was-was? Khawatir? Terlepas dari kenyataan bahwa itu Airasia yang mempunyai track record insiden pesawat hilang, saya memang notabene kategori orang yang agak takut naik pesawat. Trauma turbulensi hebat ketika saya menjalani ibadah umroh tiga tahun silam cukup melekat di pikiran saya yang menciptakan keparnoan luar biasa jika saya naik pesawat. Ditambah ini Airasia yang akan saya naiki. Jangan ditanya seberapa hebat mulesnya perut saya sebelum boarding. Haha.
Oke, sekarang saya review dulu sebelum memasuki fase mules tersebut :D sistem check-in yang ditawarkan oleh Airasia sangatlah mudah dan praktis. Saya kurang tau sistem check-in maskapai dalam negeri lainnya karena terakhir saya menggunakan Citilink dan sistem online check-in nya sedikit ribet (ya mungkin saya juga sih yang agak katrok waktu itu :p).


Punya ponsel canggih dan digadang-gadang berstatus pintar, boleh dong saya manfaatkan semaksimal mungkin :D Menghindari resiko macet di jalan, saya pun memilih online check in. Cara online check-in di Airasia ini tergolong sangat mudah. Saya tinggal memasukkan kode booking, kemudian layar akan menunjukkan informasi data diri saya, jika informasi sudah benar tinggal klik ok. Barcode pun muncul siap discan untuk cetak boarding pass. Saya kira cetak boarding pass nya bakal ribet. Ternyata, sangat mudah. Sesampainya di Juanda, saya menuju mesin cetak tiket yang disediakan Airasia. Tidak sampai semenit. Saya menempelkan barcode yang saya dapatkan ketika online check in ke mesin tersebut, kemudian boarding pass pun tercetak otomatis. Agak sedih sih lihat kertasnya yang bagaikan kertas untuk struk belanja :"D haha, tapi apalah jika ujung-ujungnya dibuang juga. Yang penting saya bisa terbang sampai Jakarta. Yippiii ~
Senang dong saya ngga sampai satu menit boarding pass sudah di tangan. Naiklah saya ke gate untuk boarding. Taraaaa, mules dimulai. Mules pun menjadi-jadi ketika ada pengumuman kalau pesawat saya delay 15 menit. Ketika itu pikiran saya sudah yang nggak-nggak. Jangan-jangan pesawatnya ngga siap terbang, jangan-jangan cuacanya buruk, jangan-jangan kondisi mesin ngga fit, jangan asem, jangan kunci :")) Setelah 15 menit menunggu, saya pun diperbolehkan naik ke pesawat. Mules saya mulai reda melihat betapa bersihnya pesawat yang saya naiki, pun design nya juga lucu. Tidak seperti pesawat Airasia yang didominasi warna merah, airbus yang saya naiki kala itu didominasi warna hitam. Widih.. rocker dan youth banget lah pokoknya :D tidak menunggu lama, pesawat siap lepas landas. Di dalam pesawat, awak kabin menjelaskan alasan dibalik keterlambatan 15 menit tadi, yaitu jadwal pilot yang bentrok. Oke lah bisa diterima. Mules saya pun hilang ketika pesawat berhasil take-off dengan mulus. Perjalanan 1 jam 20 menit menuju Jakarta pun sangatlah nyaman dan memang didukung oleh cuaca cerah pagi itu hingga landing di bandara Soekarno-Hatta.

Ah, lagi-lagi maskapai ini memberikan good impression bagi saya yang parno sama pesawat. Pilot pun menyapa kami dengan sangat ramah dan salam santun. Satu lagi yang saya apresiasi adalah komitmen Airasia yang tetap menerbangkan pesawat dengan jumlah penumpang yang minim. Coba tebak berapa penumpang di dalam pesawat yang saat itu saya naiki? Hanya sekitar 30-40 orang saja yang berada dalam satu pesawat dengan saya. Iya, 30-40 saja dengan kapasitas yang harusnya bisa lebih dari 100!! Sampai-sampai bapak di samping saya yang tertidur dari sebelum take-off pun terkaget-kaget.
"Mbak ini penumpangnya segini aja mbak?" tanya si Bapak ke saya.
"Iya pak. Kaget ya pak." jawab saya kemudian.
Bisa dibayangkan dong. Harga yang dibanderol tidak lebih dari 600.000 rupiah per tiketnya dan diisi dengan jumlah penumpang se'banyak' itu. Untuk biaya perawatan dan bahan bakar saja mungkin sudah habis terpakai. Belum untuk biaya pilot, cabin crew dll. Coba itu maskapai tidak profesional dan tidak memikirkan customernya, pasti sudah di delay ber jam-jam dan digabung dengan penerbangan di jam berikutnya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Pokoknya terima kasih sekali lah untuk Airasia atas service yang diberikan. CRM yang baik telah terbukti dijunjung tinggi sebagai value perusahaan ini. Image post disaster mungkin memang agak susah untuk dikembalikan, namun perlahan tapi pasti, maskapai ini pun mampun membawa nama baiknya kembali melalui pelayanan yang baik serta kualitas yang terjaga. Dan kembali lagi jika musibah bagaimanapun datangnya dari Sang Kuasa. Kita tidak pernah tau kapan itu akan terjadi. Semoga pelayanan yang baik ini bukan semata-mata hanya demi mengembalikan citra perusahaan akan tetapi selamanya tetap dijunjung untuk memberikan yang terbaik bagi para customernya.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Source: yudasmoro.net

~Now, everyone [still] can fly~

Kamis, 12 Februari 2015

Dua Ribu Malang - Jakarta, Pengalaman Pertama Kirim Paket dengan Jasa Kereta Api

Annyeong haseyoooo ~ Selamat Malam dan Assalammualaikum Saudara :D




-------------

-------------------------




Malem ini mau posting singkat tentang review lagi nih. Hihi. Pakai bahasa aja deh. Lagi malas mutar otak dua kali buat nulis. ekekekek :D




Karena singkat. yuk mari kita langsung ke topik bahasan review kali ini.




Naik kereta api, tut tut tut... ~ siapa yang tidak mengenal salah satu transportasi publik  di Indonesia tersebut. Ya, Kereta Api atau bahasa jawanya Sepur *diadaptasi dari bahasa Belanda btw kata Sepur ini :D* merupakan salah satu alat transportasi di Indonesia yang keberadaannya sudah ada dari jaman susah sampai jaman tambah susah macam sekarang *bercanda :pv*. Transportasi ini merupakan salah satu transportasi umum favorit masyarakat karena memiliki jalur tersendiri yang insyAllah dijamin anti macet :)) meskipun saat ini harge tiket kereta api mulai bersaing ketat dengan harga tiket pesawat, nampaknya transportasi ini tidak kehilangan popularitasnya. Buktinya, seminggu lebih sebelum hari raya Idul Fitri, hampir semua tiket kereta api di Jawa telah habis terjual hingga seminggu setelah lebaran. Saya pribadi jikalau harus memilih, sy akan lebih memilih kereta api daripada pesawat. Meskipun selisih waktu terpaut cukup jauh, di kereta api sy selalu merasa nyaman dan aman. Entahlah ~ Naik kereta api selalu menjadi momen yang saya rindukan :))  




*apalah Cesya katanya singkat tetap saja bermonolog panjanglebar :D*

*oke balik topik*



Singkat kata, di sini saya tidak akan membagi cerita tentang perjalan di kereta api :D saya ingin membagi pengalaman saya ketika pertama kalinya saya mengirimkan barang dengan jasa logistik melalui kereta api. Biasanya untuk pengiriman ke Jakarta, logistik langganan saya menggunakan pesawat terbang. Dengan adanya sedikit angin dan hujan, entahlah saya tadi kepikiran untuk mengirimkan barang ke Jakarta menggunakan jasa kereta api. Teman saya nampaknya cukup percaya dan wajah saya menunjukkan seakan-akan sudah sering melakukan hal yang sama sebelumnya. Padahal itu murni pertama kali saya menggunakan jasa kereta api. Hahaha ~ sebenarnya sudah lama saya ingin incip-incip jasa ini ketika saya melewati stasiun. Apalah daya, tidak ada barang memang yg perlu dikirimkan --" ekekek. Jadilan barang-barang MC AIESEC Indonesia ini menjadi korban percobaannya. Hihi *maafkan saya*




---------




Pengiriman barang melalui jasa kereta api ini kalau di Malang ada tepat di depan Stasiun Baru kota Malang. Saya belum tau pasti kalau ada tempat lain selain di sini. Namanya PT. Index Transportama. Tempatnya tidak begitu besar dan ya memang tidak sebersih pesaingnya macam Tiki maupun JNE. Namun pelayanan yang mereka tawarkan nggak kalah kok. Lebih malah, di beberapa aspek penilaian menurut saya :p begitu sy membuka pintu mobil, seorang mas-mas yang nampaknya usianya tidak lebih dari 30 tahun menghampiri saya. Dia tidak berkata apa-apa dan gelagatnya menunjukkan ingin membantu untuk membawakan barang. Saya bilang saja, "nda apa mas. Nggak ada yg berat kok" haha *sok kuat dasar!* Akhirnya mas nya membantu kami mengemas barang-barang yang tadinya tercecer satu sama lain menjadi satu paket rapi siap untuk dikirim. Wow! Thank you lho mas.




--------




Setelah barang dikemas rapi, kami menuju kasir yang sebenernya hanya berjarak satu langkah dari tempat pengemasan :"D saya dan teman saya memprediksi paket itu akan memakan biaya sekitar 200.000 rupiah. Kemudian mbak kasirnya menarik napas bersiap untuk mengatakan jumlah yang harus kami bayarkan. Deg deg ~ deg deg ~




"totalnya 73.000 mbak"




"HAH?!?!?" teriak kami sontak tak percaya dengan angka itu :"D

"Berapa kilo itu mbak?" tanya kami.



"19 kg mbak" jawab mbaknya.




"19 kg, 73.000???" *ya begini hakekatnya manusia. Mahal bergumam, murah tak percaya :"D*




dan mbak kasir pun menjelaskan, untuk 5 kg pertama, paket dibanderol harga 45.000 rupiah. Sedangkan per kilo selanjutnya dibanderol 2.000 saja :") *bikin terharu* Bisa kalian kalkulasikan sendiri berapa rupiah yang harus kita rogoh kalau kita memilih jasa pengiriman lain dengan harga rata-rata 20.000 per kg untuk pengiriman ke Jakarta.




Sekedar tips, jika ingin paket diterima lebih cepat, lebih baik datang ke sini sebelum jam 12 siang supaya paket kalian bisa dikirimkan di hari yang sama. Untuk mempercepat sampainya paket di tangan kalian, kalian bisa mengambil langsung paketan kalian di Stasiun Pasar Senin Jakarta pagi hari keesokannya.




Menutup kebahagiaan saat itu, saya pun melontarkan pertanyaan tidak logis.




"Mbak bisa kirim paket ke Mojokerto *kampung halaman saya*?" tanya saya.




"Wah belum bisa mbak kalau ke Mojokerto" jawab mbaknya dengan lembut. Mungkin sebenarnya hati mbaknya bergejolak. Bagaimana mungkin itu pertanyaan bisa terlontar. Rel kereta api Malang-Mojokerto saja tak nampak :") yasudahlah namanya juga KEPO. Heheheh. ~




-------




Kami pun meninggalkan tempat itu dengan hati bahagia. Semoga paketan itu bisa terkirim dengan aman dan penerima pun bisa menerima dengan bahagia :")




---------




Ini tampilan Resinya ~~~~~~








Tuh! 19 kg 73.000 rupiah :"))) Bahagianya adek bang ~




------------------

Sekian dulu yaaa ~ terimakasih telah membaca. Semoga informasi ini bermanfaat.




Wassalammualaikum.. :)


Senin, 09 Februari 2015

My First Shopping Experience in Big Online Retail Store

Assalammualaikum..

Yihiiiiii...


Halo, how are you? It has been a long time since I wrote my last post about marketing training :D



I am doing my minor thesis rightnow. Trapping in the middle of heticness. No, I will not post something related to its before I wear a beatiful kebaya in my graduation day. Haha..


As the title said above, Yes, I will share my lil bit experience when I was shopping in one of big online retail store in Indonesia. Yuhuuuu ~ do you guys excited???



----

--------------


So, in my last semester before I got my very last year in my university, I took a class named e-commerce. I think most of you could guess what the contain of that subject is. And yeah, that subject in fact doesn't bring a high tendency for me to start doing online business, but more into boosting up my hobby to do online shopping as my pleasure to reward myself :p haha *pardon me* 


I usually choose instagram and facebook as the media to do online transaction. Those media(s) are really ease to be accessed and me as the buyer could easily see the picture of the products. ThanksGod, during overall transactions, I hadn't been cheated by the sellers. Though some of them gave not too good services during the transaction, well yeah I was quite satisfied with the overall products.


Someday, I had a plan to buy a new shoes typically in wedges or heels. I've planned to use it in my graduation day. I want to buy it earlier when I started feeling frustated in doing my minor thesis >< Two things which could cheer me up is buying something or eating something delisss ~ haha. But it's only happened about two or three times in a month :p *if not, my wallet might be burned out* then, I started to explore physically in 'popular' shoes store in my city, which is Donatello. Unfortunately, there was no discount at that time :" The price was pretty high for every wedges and heels they sold in. Giving up with the price, I moved to factory outlet allocated beside Donatello. a woman poison!! Actually I only wanted to see around as people called as window shopping, but what could I do when I saw a kind of Jogger Pants with affordable price :"D Cashier would be my last check out then kkkkk ~ 


oke back to the shoes case ~


That was happened two months ago. By time goes by, I spontaneously forgot about that shoes hunter :"D haha I don't remember exactly what the thing which could catch my focus to hunter the shoes. Kkkkkk ~ but, it didn't exist ever after >< last week, trapping again in the middle of hectic minor thesis, I rebuild my passion to be heels hunter haha.. At that time, I decided to hunt online in case of making an effective time for me. First target, I explored through instagram and website of my trusted shoes store. You could kindly check it on http://adorableprojects.com/index.php . Unfortunatelly, the hunter wasn't succeed. I couldn't find a suitable wedges or heels like what I want. Then, I started to hunt on my second target. You could kindly check it on http://www.iwearup.com/home.php?r=1&width=1366&Height=768 . That shoes store is under controlled by one of popular blogger in Indonesia, Diana Rikasari. But again, I couldn't find a proper heels for me.


Feeling tired of hunting, I continued 'iseng-iseng' to open a website of big retail stores in Indonesia which were http://www.lazada.co.id/ and http://www.zalora.co.id/. YEahhhh, it was kind of big fault to open those websites. When I started to burn out my willingness to buy a heels, because of them, that 'hunter' was continued!! Haha ~ Gosh, they sold so many choices of heels and wedges with an affordable price. 


45 minutes of hunting, finally I decided to purchase on Lazada. YESS!!! I choosed a strappy platform heels with a red tone matching with my kebaya which currently is processed on my designer's hand *designer jareeee :D* haha. The price was bellow 200K rupiah. That was quite cheap comparing when I hunted physically which most prices are above 300K :') and as expected, a bigger retail store will always have a better procedure of purchasing. It was very easy to me as my first experience to do the transaction with that store. Everything runned smoothly ~~~~~ When I did my check out, directly I got the mail attaching my invoice about the information of payment transaction. I made the payment on the same day in afternoon. Right after I re-confirmed my payment, one hour later, I got the other mail informing that my order had been ready to be shipped through TIKI (one of the logistic service in Indonesia). 


4 days after waiting a warm box to come, finally, a young man knocked at my boarding's door. Yes, It came out!!! Yuhuuuuu ~~~ My order!!! When I put off the wrap of the packaging, I felt soooo happyyyyy seeing my baby heels in a very fit condition :D the size was fit, and so was the color. I tried it, and that's very comfyyyyyy for kind of heels <3 I though that was my most comfy heels that I ever had. Luv it so muchhhhh!!!


Overall, I feel satisfied by purchasing a product in a big online retail store. They walk the talk!! Not only big on the image, but also they could make the customer perceiving the quality and satisfaction. So...... You could do the same thing like me without feeling worried of untrusted issue :))


Finally, hope this information and review could give you any insights about one side of e-commerce. Thank you for reading. But wait, here is the sneekpeak of my heels that I bought on Lazada. The picture I took by credit in official Lazada's website. The original one will be posted later right after I am graduated :p hihi ~



My Baby Strappy Platforms <3



Wassalam... :)